Perkiraan Properti Pasca Coronavirus

Meski mengalami tekanan yang besar di tahun 2020 akibat pandemi corona yang melemahkan daya beli, pasar properti dan real estate diperkirakan akan menjadi salah satu industri yang dapat pulih dengan cepat pasca Covid-19 pada 2021.

Property News,Post Covid
Minute Read

3 mins

Published

04.02.2021

Meski mengalami tekanan yang besar di tahun 2020 akibat pandemi corona yang melemahkan daya beli, pasar properti dan real estate diperkirakan akan menjadi salah satu industri yang dapat pulih dengan cepat pasca Covid-19 pada 2021. Industri properti diprediksi akan tumbuh sebesar 20-30% pada tahun mendatang.

Gelombang pertumbuhan industri properti kemungkinan besar akan terjadi dalam 8-10 tahun mendatang. Sejumlah faktor utama pendorong tumbuhnya industri properti antara lain adalah penerapan Undang-Undang Cipta Kerja yang diharapkan dapat memangkas birokrasi perizinan dan jaminan pembebasan lahan.

Salah satu pengembang properti real estate terkemuka di Indonesia, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengatakan, prospek bisnis properti pada 2021 sangat bergantung pada perkembangan pasar properti pasca virus corona.

“Dengan adanya vaksin covid-19 mestinya bisa lebih cepat rebound dan akan lebih baik di 2021. Jadi tantangan terbesarnya adalah seberapa cepat vaksinasi dapat mengatasi pandemi. Peluang yang ada adalah banyaknya permintaan yang tertunda selama ini,” ujar Corporate Secretary sekaligus Independent Director CTRA Tulus Santoso, kepada kontan.co.id, Jumat (11/12).

 

Property News, Real Estate Indonesia 

 

Real Estate Indonesia selama Pandemi Covid-19

Menurut Associate Executive Director Century 21 Indonesia, Daniel Handojo, selama pandemi virus corona, real estate Indonesia menemukan tantangan dan peluang baru. Dalam masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), banyak agen properti yang tidak dapat melakukan promosi konvensional seperti open house, property expo, dan lelang rumah.

Namun, sektor properti perlahan mulai bangkit sejak Juni 2020. Daniel mengungkapkan, saat ini sektor properti sudah mulai beradaptasi dengan kondisi pasar di tengah pandemi corona. Misalnya, dalam bisnis properti second (properti bekas) banyak properti mulai dijual, meskipun harga jualnya mencapai 20-30 persen di bawah harga normal.

Hal yang sama juga terjadi pada bisnis properti primer. Sejak bulan Mei, pengembang properti mulai melakukan bisnisnya dengan agresif. “Mereka juga sudah mulai membuat produk-produk yang memang masih dibutuhkan oleh konsumen saat ini, seperti rumah siap huni,” paparnya. Misalnya, di tengah pandemi Covid-19, PT Ciputra Residence mampu menjual produk baru dengan total nilai Rp 55 miliar dalam satu hari.

Salah satu subsektor properti yang merasakan dampak terbesar adalah sektor perkantoran dan usaha persewaan properti. Karena resesi ekonomi negara, banyak bisnis yang ragu untuk membayar sewa kantor fisik karena berbagai faktor dari finansial hingga keamanan. Banyak bisnis kecil dan pekerja individu lebih memilih bekerja dari rumah atau di co-working space. 

Pasca Pasar Properti Coronavirus

Real Estate Indonesia, Property News

 

Konsultan properti, Coldwell Banker Indonesia, menjelaskan proyeksi permintaan pasar properti pasca virus Corona (Covid-19) secara global dan di Indonesia. Menurut Tommy Bastami, Managing Partner of Strategic Advisory Coldwell Banker, beberapa subsektor properti tidak akan pulih dengan cepat setelah corona berlalu.

Menurutnya, subsektor properti yang akan tumbuh paling cepat adalah sektor yang potensi permintaannya berasal dari permintaan riil maupun investor individu, mengingat sumber permintaan dari keduanya akan pulih lebih cepat.

Prospek pasar perumahan juga akan meningkat karena beberapa developer akan meluncurkan proyek baru mereka setelah tertunda akibat COVID-19. Tommy memprediksi, kawasan di sekitar kota-kota besar akan lebih aktif melakukan transaksi properti.

Sementara itu, sub sektor properti lainnya seperti perkantoran dan sektor industri kemungkinan tidak akan pulih dengan cepat. Pasalnya, iklim usaha dari sumber permintaan di sektor ini membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.